Wednesday, November 12, 2008

CANTIKNYA..................

KENALI NABI MUHAMMAD S.A.W. SECARA LAHIRIAH


Begitu indahnya sifat fizikal Baginda, sehinggakan orang ulama Yahudi yang

pada pertama kalinya bersua muka dengan Baginda lantas melafazkan keislaman



dan mengaku akan kebenaran apa yang disampaikan oleh Baginda.



Di antara kata-kata apresiasi para sahabat ialah :

- Aku belum pernah melihat lelaki yang sekacak Rasulullah.

- Aku melihat cahaya dari lidahnya..

- Seandainya kamu melihat Baginda, seolah-olah kamu melihat matahari

terbit.

- Rasulullah jauh lebih cantik dari sinaran bulan.

- Rasulullah umpama matahari yang bersinar.

- Aku belum pernah melihat lelaki setampan Rasulullah.

- Apabila Rasulullah berasa gembira, wajahnya bercahaya spt bulan purnama.

- Kali pertama memandangnya sudah pasti akan terpesona.

- Wajahnya tidak bulat tetapi lebih cenderung kepada bulat.

- Wajahnya seperti bulan purnama.

- Dahi baginda luas, raut kening tebal, terpisah ditengahnya.

- Urat darah kelihatan di antara dua kening dan nampak semakin jelas semasa

marah.

- Mata baginda hitam,dengan bulu mata yang panjang.

- Garis-garis merah di bahagian putih mata, luas kelopaknya, kebiruan asli

di bahagian sudut.

- Hidungnya agak mancung, bercahaya penuh misteri, kelihatan luas sekali

pertama kali melihatnya.

- Mulut baginda sederhana luas dan cantik.

- Giginya kecil dan bercahaya, indah tersusun, renggang di bahagian depan.

- Apabila berkata-kata, cahaya kelihatan memancar dari giginya.

- Janggutnya penuh dan tebal menawan.

- Lehernya kecil dan panjang, terbentuk dengan cantik seperti arca Warna

lehernya putih seperti perak sangat indah.

- Kepalanya besar tapi terlalu elok bentuknya.

- Rambutnya sedikit ikal.

- Rambutnya tebal kdg-kdg menyentuh pangkal telinga dan kdg-kdg mencecah

bahu tapi disisir rapi.

- Rambutnya terbelah di tengah.

- Di tubuhnya tidak banyak rambut kecuali satu garisan rambut menganjur

dari dada ke pusat.

- Dadanya bidang dan selaras dgn perut. Luas bidang antara kedua bahunya

lebih drpd biasa.

- Seimbang antara kedua bahunya.

- Pergelangan tangannya lebar, lebar tapak tangannya, jarinya juga besar

dan tersusun dgn cantik.

- Tapak tangannya bagaikan sutera yang lembut.

- Perut betisnya tidak lembut tetapi cantik. Kakinya berisi tapak kakinya

terlalu licin sehingga tidak melekat air.

- Terlalu sedikit daging di bahagian tumit kakinya.

- Warna kulitnya tidak putih spt kapur atau coklat tapi campuran coklat dan

putih.

- Warna putihnya lebih banyak.

- Warna kulit baginda putih kemerah-merahan.

- Warna kulitnya putih tapi sihat.

- Kulitnya putih lagi bercahaya.

- Binaan badannya sempurna, tulang-temulangnya besar dan kukuh.

- Badannya tidak gemuk.

- Badannya tidak tinggi dan tidak pula rendah, kecil tapi berukuran

sederhana lagi kacak.

- Perutnya tidak buncit.

- Badannya cenderung kepada tinggi,semasa berada di kalangan org ramai

baginda kelihatan lebih tinggi drpd mereka.



KESIMPULANNYA :





Nabi Muhammad sa.w adalah manusia agung yang ideal dan sebaik-baik contoh

sepanjang zaman.



Semulia-mulia insan di dunia...



untuk mengingatkan kita..



Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam.

"Bolehkah saya masuk?" tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk,

"Maafkanlah, ayahku sedang demam," kata Fatimah yang membalikkan badan dan

menutup pintu. Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah

membuka mata dan bertanya pada Fatimah, "Siapakah itu wahai anakku?"."Tak

tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya," tutur

Fatimah

lembut. Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang

menggetarkan. Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak

dikenang. "Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara,

dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikatul maut," kata

Rasulullah,

Fatimah pun menahan ledakan tangisnya.



Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril

tidak ikut bersama menyertainya. Kemudian dipanggillah Jibril yang

sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah

dan penghulu dunia ini. "Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan

Allah?" Tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah. "Pintu-pintu langit

telah terbuka, para malaikat telah menanti rohmu. Semua surga terbuka lebar

menanti kedatanganmu, " kata Jibril. Tapi itu ternyata tidak membuatkan

Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan.



"Engkau tidak senang mendengar khabar ini?" Tanya Jibril lagi. "Khabarkan

kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?" "Jangan khawatir, wahai Rasul

Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: 'Kuharamkan surga

bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya," kata

Jibril. Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan

ruh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh,

urat-urat lehernya menegang."Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini."



Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya

menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka. "Jijikkah kau

melihatku, hingga kau palingkan wajahmu

Jibril?" Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu. "Siapakah yang

sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal," kata Jibril. Sebentar

kemudian terdengar Rasulullah mengaduh, karena sakit yang tidak tertahankan

lagi. "Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini

kepadaku, jangan pada umatku. "Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan

dadanya sudah tidak bergerak lagi.



Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali

segera mendekatkan telinganya. "Uushiikum bis-shalaati, wamaa malakat

aimaanukum - peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di

antaramu." Di luar, pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling

berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali

mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan. "Ummatii,

ummatii, ummatiii!" - "Umatku, umatku, umatku"



Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu. Kini,

mampukah kita mencintai sepertinya? Allaahumma sholli 'alaa Muhammad

wa'alaihi wasahbihi wasallim. Betapa cintanya Rasulullah kepada kita.

No comments: